Thursday 13 December 2012

Herbal tea

Teh Jahe dengan daun sereh


Buat yang memiliki rutinitas yang lumayan padat, coba lah ramuan teh  herbal berikut ini rasanya yang hangat dan segar membuat badan lebih enak dan bisa menghilangkan masuk angin.

Pertama siapkan jahe segar lalu rebus kedalam 3 gelas air didihkan hingga aromanya jahenya keluar, akan lebih enak bila ditambahkan daun sereh potong-potong atau di geprek dan masukkan secara bersamaan. Setelah air mendidih tuangkan kedalam gelas atau poci dan masukkan tea bag sesuai selera, tambahkan gula sesuai selera, tanpa gula tentu akan lebih baik.

Ini dia teh jahe dengan daun sereh....


Bisa menemani dipagi atau sore hari sekaligus bisa menjernihkan dan melegakan tenggorokkan pada saat membaca Quran.


Selamat mencoba, selamat beraktifitas dan selamat menikmati karunia Allah swt :)


Aku memanggilNya Allah




Seperti yang pernah disinggung pada tulisan sebelumnya bahwa setiap insan memiliki nurani untuk mencari Tuhan yang benar bagi jiwanya, sesuatu yang amat tinggi melebihi dirinya sendiri, yang agung, yang disembah dan di puja di hatinya. Rasa ini bukan sekedar micro chip yang ditanamkan bahkan lebih dalam karena memiliki signal ilahiah yang kuat pancaran kebutuhannya yang tak mungkin terlihat kecuali oleh mata batin bahkan lebih kuat jejaknya dari struktur DNA yang hanya diketahui secara ilmiah memuat informasi-informasi (jejak historis) manusia secara lengkap, terlebih karena “rasa ini sudah ada jauh sebelum ruh kita berpindah (ditiupkan) kedalam rahim, sebelum cikal bakal manusia itu hidup. Sebuah “agreement” yang sudah terpatri sejak di alam ruh yang kelak bersemayam dalam nurani akan siapakah Tuhannya dan siapakah hambanya dalam ikatan syahadah yang agung, sehingga tak ada bayi yang lahir kecuali sudah menyetujuinya.

Itulah yang membuat manusia adakalanya merasa resah, hidup berkecukupan tapi hatinya gelisah, adakalanya sedih tanpa sebab, merenung menangis sendiri dengan iringan pertanyaan mengapa begini mengapa begitu, adakalanya begitu jelas hati bertanya tentang hakikat Tuhan yang dirinduinya. Inilah pertanda bahwa ruh merindukan sesuatu yang hilang, ada ketidaksesuaian, pertanda bahwa ruh kering butuh nutrisi ilahi untuk membuatnya hidup, karena ternyata bukan harta yang membuat manusia sungguh-sungguh hidup tapi hati yang setuju dengan “cahayaNya”. Kalau ada rasa kegundahan seperti ini janganlah diabaikan, karena inilah pertanda awal datangnya hidayah, sebuah panggilan hati yang ditindak lanjuti, karena ruh yang baik itu selalu mengajak pulang ketempatnya dulu berasal melalui jalan pulang yang baik (Shirothol mustaqim).

Jadi, tidakkah sepantasnya kita memiliki kerinduan, rasa rindu yang melebihi kerinduan seorang anak yang telah lama berpisah dengan ibu kandungnya? Karena Dia-lah sang Khalik yang telah menciptakan kita?, yang kasih sayangnya melebihi kasih sayang seluruh orang tua yang ada di bumi ini. Dia yang Maha mendengar dan mengetahui segala isi hati, tidakkah kita ingin berjumpa denganNya?

Dia adalah Allah swt yang Maha Agung sumber dari segala kehidupan dan kita adalah bagian dari kehendakNya oleh sebab itu bagiNya keberadaan kita adalah penting dan bukan untuk hal yang sia-sia. Fikirkanlah bagaimana sebetulnya Allah swt telah mempersiapkan semua kebutuhan kita jauh sebelum kita ada. Jangan pernah berfikir bahwa langit itu diciptakan untuk orang lain atau makhluk lain, pandangilah berulang-ulang, betapa sebaliknya harus kita sadari bahwa langit itu diciptakan untuk kita. Semuanya sudah dipersiapkan jauh sebelum kita ada, bintang-bintang itu semua bukan kebetulan yang seolah tidak ada hubungannya dengan kita, bahkan awan-awan yang keluar air hujan dari celah-celahnya, tidakkah  terfikirkan bahwa Allah sudah menghitung (menetapkan/mentaqdirkan) berapa banyak rizki dari air hujan itu yang menetes dalam kehidupanmu, yang menyentuh kulitmu, berapa jumlah air yang akan dipakai untuk mencuci, memasak? membasahi tanah dimana kamu akan tinggal dan menghabiskan waktu-waktumu, malaikat-malaikat yang mengiringimu yang mengantar rizkimu ? hingga, tak akan mati seseorang sebelum habis rizki yang telah Allah swt tetapkan (tunaikan) untuknya. Sekali lagi semuanya sudah Allah swt persiapkan sebelum kita ada.

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan (QS: 24:43)  

Jadi jangan bilang hidup ini sia-sia dan semua alam semesta ini tak ada hubungannya dengan kita. Karena Allah swt menghitungnya (menetapkan) dengan teliti dan kesungguhan, alangkah malunya bila kita tidak mensyukuri semua ini apalagi sampai menganggap bahwa kehidupan kita ini tak ada gunanya.

Dialah Allah swt
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS: 30:54) Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS: 23:115) Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS: 76:2) Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (QS: 71:15) "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS: 67:23) Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu). (QS: 64:3)

Demikianlah diantara ayat-ayat Allah swt yang menyentuh yang seolah-olah kita manusia diajak bicara langsung denganNya.

NamaNya Allah     
                                                                                                                                
Allah juga memperkenalkan diriNya melalui Al Quran dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti oleh seluruh hamba-hambaNya yang memiliki latar belakang berbeda-beda disamping Ia memiliki nama-nama lain yang indah dalam asma-ul-husna (QS: 7:180)

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, 
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS: 20:14) 
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (QS: 40:60) 
"Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya) (QS: 15:41)

Demikianlah kalimat-kalimatNya didalam Al Quran memberi  petunjuk yang mengantar kerisauan hati kita kepada sebuah jawaban yang pasti

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS: 57:3) Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga). (Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS: 53:31-32)

Allah juga mengetahui siapa-siapa saja yang hatinya merindui-Nya

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS: 50:16) Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui." Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS: 3:29) Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS: 2:186)

Jangan biarkan hati kita membatu

Jadi, jangan biarkan hati terus-menerus gundah tanpa dicari jawabannya, dan Jangan biarkan hati kita membatu

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan (QS: 2:74)

Tapi, marilah kita memohon

"Ya Tuhanku, 
berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah 
aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, 
(QS: 26:83)

"Ya Tuhan kami, 
janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada 
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, 
dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; 
karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." 
(QS: 3:8)

Amin ya rabbal ‘alamiin.



Sebelumnya


Love Expression
Anti Dholal
Jalan yang Lurus
Jiwa yang Tenang
Hidayah
Laughter and Tears
Agama Perlukah
Hati Yang Tenang
Grafik Kehidupan
Bersihkan hati luruskan niat




Thursday 6 December 2012

Love Expression

Photography

Ada banyak cara untuk mensyukuri nikmat yang kita peroleh sebagai tanda syukur atas karunia yang berlimpah, diantaranya dengan Photography. Jangan biarkan dirimu diatur oleh mood tapi kitalah yang mengatur mood agar kegiatan kita selalu bermanfaat dan membawa kebahagiaan. Rekam moment atau  apapun yang diinginkan, akan lebih baik kalau bisa dikembangkan menjadi sebuah karya yang bisa merepresentasikan nilai Islam.

Ini adalah expressi cinta akan kebesaran Ilahi yang sempat ku ambil gambarnya, sebagian besar berlokasi di halaman yang lumayan leluasa untuk mengeksplore hewan-hewan kecil, insect atau burung-burang yang terbang dan hinggap bebas di taman. Ini dia....

Kupu-kupu yang cantik, filosofinya akan selalu dipakai untuk lambang proses kehidupan yang bertahap, dari ulat,kepompong lalu menjadi kupu-kupu :)

Ikan adalah simbol leadership, bahwa segala kerusakan itu diawali oleh pemimpin yang rusak, walau masyarakat yang rusak juga memiliki kontribusi untuk memilih pemimpin yang salah.

Embun, kejernihannya membawa kesejukan dihati setiap kali memandangnya. Setiap setengah jam setiap harinya aku habiskan untuk berjalan kaki mengitari kebun sambil menikmati udara pagi dan  pasti melihat embun yang menetes menyenangkan

Kamboja kuning, selalu ada cinta disana. Kelembutannya mengatakan banyak hal akan betapa indah yang menciptakan dan tak henti-hentinya membawa inspirasi yang konsisten

Lalat, dimusim hujan begini sering muncul lalat buah yang sedikit mengganggu sebetulnya, tapi melihatnya mengingatkan sebuah ayat tentang lalat:

"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah"  QS: 22:73

Ohh..! subhanallah...buatku ini sangat menggemaskan
Alhamdulilahirobbil'alamiin

Ini semua keindahan yang Allah miliki, photographer hanya meminjam keindahan karyaNya
Segala Puji hanya kepadaNya

selamat beraktifitas semoga harimu menyenangkan



Sebelumnya




Wednesday 5 December 2012

Green Tea Cake



Im  honestly this is not really my field but it was pretty exciting me try new green tea recipe with my sister. The cooking method thaught is quite simple, i feel like i was born with pro skill :d. 

What a weird garnish ...!  :p

Hmm...at least i know how to manage my mood, may it'll inspiring you :)





Anti Dholal


Kata adh-dhalallin berasal dari kata dhalla - yadhillu yang secara bahasa sesat, bingung, tidak mengetahui arah yang akhirnya dimaknai sesat dari jalan kebenaran atau lawan dari hidayah atau petunjuk. Lebih dari 100 dengan berbagai arti yang diartikan sebagai bentuk jauh dari kebenaran.

"Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,sesat yang nyata. " QS: 33:36

"dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri"
QS: 39:41

"Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh?"
QS: 41:52

Maka sudah sepatutnya kita wajib mencari petunjuk yang benar agar kita terhindar dari kebingungan, atau tersesat terlalu jauh hingga tak tahu jalan pulang (akhirat), karena hidayah Islam-lah satu-satunya jalan yang mengantarkan manusia minimal menemukan kebahagiaan ukhrawinya dan puncak dari hidayah adalah kebahagiaan yang kekal bukan kebahagiaan semu dan sementara.

Setidaknya ada 4 hal yang harus kita lakukan agar tidak tersesat :

  1.  Bersungguh-sungguh memohon kepada Alloh swt agar Ia membimbing kita dengan diawali taubat dan diikuti dengan perbuatan baik dengan mencontoh apa-apa yang diterangkan secara jelas didalam Al Quran maupun yang telah dicontohkan oleh Rosulullah saw dalam sunah-sunahnya. Hal ini tidak mudah karena ini berarti kita merubah kebiasaan-kebiasaan buruk kita menjadi mencoba berbuat baik lalu mempertahankan dan lama-lama menjadi kebiasaan untuk terus berbuat baik. Merenung dan mengenal diri sendiri adalah langkah awal sederhana yang baik sebelum mengenal siapa Tuhan kita, karena  sesungguhnya didalam diri kita penuh keajaiban dan keluarbiasaan andai saja kita mau memikirkannya, bahkan diri manusia digambarkan seperti miniatur alam semesta. Kemudian baru mencari tahu siapakah Tuhan kita, banyak meluangkan waktu untuk memikirkanNya adalah lebih utama dibandingkan kewajiban lainnya. Kemudian berusaha memahami sumber informasi kehidupan yang akurat dari pemilik kehidupan itu sendiri yaitu firmanNya dalam Al Quran. Tentu memprioritaskan mengkaji ayat perayat adalah juga lebih utama dibandingkan aktifitas yang lain, karena dengan mengenal Alloh swt kita menemukan "alasan" mengapa kita melakukan semua aktifitas kita, tanpa mengenalNya dan menjadikanNya sebagai alasan maka seluruh kehidupan kita tak berarti dan sia-sia. Jadi hidayah yang benar akan membebaskan kita dari kebingungan, kegalauan hidup dan tidak bingung lagi apa yang harus dilakukan kedepan.
  2. Memelihara hidayah yang sudah kita peroleh dengan konsisten penuh keyakinan yang kuat. Jangan dikalahkan oleh hawa nafsu dan kembali bersikap jahil seperti sedia kala. Karena dengan hidayah itulah kehidupan kita menjadi bernilai dan berkualitas, dengan hidayah juga kehidupan kita menjadi berbeda dengan kehidupan orang-orang yang sesat. Hidayah membuat diri manusia menjadi mulia.
  3. Setelah memlihara, nilai itupun harus kokoh karena tak ada kehidupan yang bebas dari ujian. Kita boleh menangis karena rasa sakit yang kita derita, kita juga boleh bersedih karena ada hal-hal yang menekan perasaan kita, masalah pekerjaan atau ujian hidup lainnya yang terasa menghimpit dan menjadi sulit. Namun harus tetap diingat, sesulit apapun keadaan kita jagalah dan sayangi diri kita agar jangan sampai berputus asa (putus harapan dari pertolongan Alloh swt) dan akhirnya jiwa lesu tak bersemangat akhirnya nilai itu menjadi pudar dan hidayah menjadi hilang dan kita kembali ketitik nol lagi. Tapi justru jadikan moment ujian ini sebagai sarana mendekatkan diri kepadaNya sekaligus membuktikan kebenaran bahwa Ia Maha mendengar Ia Maha melihat dan Ia Maha Pengasih dan Penyayang dan juga Ia yang Maha mengabulkan doa. Jadi kalau kita tegar, tak mungkinlah hasilnya sama antara orang yang sesat dengan kita yang telah memperjuangkan hidayah itu dengan susah payah.
Demikianlah, agar kita semua mampu menelusuri jalan yang terbentang dihadapan kita, dijalan yang luas dan lurus (shirothol mustaqim), agar kita termasuk golongan orang-orang yang berhasil dalam menjalankan misi kehidupan kita di bumi untuk selanjutnya berpindah ke alam yang lain yang tak memiliki batas ruang dan waktu.







Jalan Yang Lurus



Ya Allah tunjukilah kami kejalan yang lurus
Berilah petunjuk atas hati kami
agar kami menjadi hamba
seperti yang Engkau kehendaki
dalam kebaikan

Beri kami petunjuk yang benar
Jangan biarkan kami dalam kebingungan
kegelapan dan ketidakpastian

Berilah kami akhir yang baik
dan beri kami petunjuk yang terang
yang menghiasi hari-hari kami
dalam ketaatan setia padaMu

Sesungguhnya...
Tiada yang kuat melainkan yang Engkau kuatkan
Tidak ada kebaikan melainkan kebaikanMu
Tidak ada cahaya melainkan cahayaMu
Ampunilah kesalahan kami
Amin...


"Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus."
QS: 5:16

"dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus"
QS: 36:61

"Sesungguhnya kepada Tuhanmulah berakhir segala sesuatu"
QS: 53:42





Jiwa yang tenang

"Wahai jiwa yang tenang
Kembalilah kepada Tuhanmu 
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku
masuklah ke dalam syurga-Ku"
QS: 89:30

Hidayah

Cahaya yang bertingkat-tingkat

Biasanya alasan yang biasanya diucapkan oleh orang kebanyakan bila belum mau taubat adalah "nanti deh nunggu dapet hidayah" atau "aku belum dapet hidayah nih" :) , memangnya hidayah itu gimana sih ?

Hidayah sendiri asal katanya dalam bahasa arab adalah huda (petunjuk) yang diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan kepada apa yang diharapkan. Adalah sebuah anugerah apabila seorang hamba mencapai tingkat pemahaman yang tinggi yang sesuai antara yang ia harapkan dengan apa yang Allah swt harapkan. Namun tentu hal ini tidak mudah tanpa merelakan diri dengan tulus dan mempersiapkannya terlebih dahulu jauh sebelum berharap kepada sang pemilik Hidayah. Bagaimana kita bisa mendapat hidayah kalau diri kita tidak mempersiapkannya? Ibarat petani yang ingin bercocok tanam tentu ia harus menyiapkan tempatnya yang menjadi lahan, membersihkan tanah dari rumput liar dan hama yang merusak, begitupun manusia sehingga keimanan yang akan ia tanamkan akan tumbuh subur dilahan hati yang rela dan bersih.

"Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk (huda) dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam" QS:6:71

Semua memang gelap pada awalnya bila kita sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu, apa yang harus kita lakukan, bagaimana caranya dan kenapa. Tapi sebetulnya ada anugerah yang telah diberikan Alloh swt kepada semua insan manusia tak peduli dari mana ia berasal, yang pertama adalah naluri (instinc). Seperti bayi yang menangis yang dengan air matanya adalah petunjuk bagi orang sekitarnya, begitupun seorang ibu secara naluri mendapat pesan (petunjuk) dihatinya agar ia menyusui atau memeluk atau apa-apa yang ditunjuki ke hatinya. Siapakah yang mengajarkan ini semua? Bukankah hal ini reflek begitu saja secara alami ? (baca : sunatullah). Naluri juga ada pada setiap insan untuk mencari sesuatu yang lebih besar dari pada dirinya, yang agung, sesuatu yang dipuja-puja oleh hatinya, itulah mengapa terkadang manusia menyembah benda, mencarinya di gua-gua akan hal-hal ghoib dalam rangka memenuhi naluri mendasarnya akan bentuk atau sosok ke-Tuhanan yang harus dipenuhi. Manusia akan terus mencarinya walau tidak semua mendapatkannya. Itulah naluri ruhani yang telah Alloh swt titipkan didalam setiap jiwa manusia jauh sebelum ia dilahirkan ke dunia, inilah kisahnya :

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" QS: 7:172

Berikutnya setelah naluri adalah anugerah pancaindera, yang dengannya manusia bisa melihat, menyentuh mendengar, merasa , agar manusia bisa mencari nalurinya dengan benar dengan petunjuk yang benar untuk mendapatkan hidayah yang benar. Apalagi di era tekhnologi yang modern seperti ini semua bisa dicari dan dilihat fakta-faktanya, digali history nya sehingga sebetulnya tidak ada alasan untuk menjadi orang yang awam agama.

Serlanjutnya adalah anugerah akal yang dengannya manusia berfikir, merenung membandingkan hal-hal yang masuk secara naluri dan akalnya dengan bersih tanpa dipengaruhi oleh informasi yang rusak. Mata bisa salah melihat, telinga bisa salah mendengar tapi dengan akal semua itu bisa difikirkan. Akal manusia menyempurnakan pancainderanya sehingga bisa mengambil kesimpulan.

Namun pada akhirnya akal manusiapun ada batasnya dimana ia tidak mampu berfikir hal-hal yang diluar batas kemampuannya, seperti tentang alam semesta, tentang hal-hal ghoib, tentang kehidupan sekaligus misteri kematian akan kemanakah kehidupan ini pada akhirnya. Disinilah manusia memerlukan hidayah sesungguhnya, hidayah dalam arti mengikuti petunjuk para nabi yang di utus oleh Allah swt, hidayah yang membawa manusia kepada shirotol mustaqim, jalan yang benar, jalan yang lurus yang di ridho-i oleh yang Maha Kuasa.

"Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus"  QS: 37:118

Marilah kita memohon dengan sungguh-sungguh agar Alloh swt memberikan kita petunjuk, dengan disertai rasa bersyukur atas segala potensi yang telah Ia berikan , naluri yang baik, pancaindera, akal yang sempurna, agar semua potensi mendasar itu bisa lebih dihidupkan untuk memperoleh hidayah yang sesungguhnya bukan sebaliknya dirusak dan mematikannya menjadi tidak berfungsi.

Yang kita butuhkan adalah kerelaan hati yang selalu berstatus "available" untuk memperoleh apa-apa yang seharusnya kita dapatkan, bagaimanakah hidayah itu akan turun bila hati kita tertutup dan enggan malas-malasan atau setengah hati ? 



Wallahu'alam








Tuesday 4 December 2012

Laughter and tears

Tertawa dan menangis


"dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis
dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan,
dan bahwasanya Dialah yang menciptakan 
berpasang-pasangan pria dan wanita
dari air mani, apabila dipancarkan
Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain
(kebangkitan sesudah kematian) 
dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan 
dan memberikan kecukupan
dan bahwasanya Dialah yang Tuhan bintang syi'ra" 
(QS:53:43-49)


Sebelumnya



Monday 3 December 2012

"Agama" Perlukah.?

Keyakinan

Membaca status update blackberry seorang teman yang bunyinya "ayo semangat bila jatuh bangun lagi gagal coba lagi". Hmmm.....cukup semangat dan benar juga ya kata-katanya. Aku jadi berfikir kita memang harus memelihara semangat untuk apapun status kita, baik seorang anak, sebagai murid, sebagai ibu, ayah, pegawai atau apapun kita. 24 jam dalam sehari kita berusaha memaksimalkan peranan kita, tanpa semangat mana mungkin semuanya beres dan memuaskan. Begitulah hidup masing-masing kita melaluinya dengan cara berbeda-beda dan mewarnainya dengan corak yang tak sama.

Namun disatu sisi, aku terus berfikir untuk apa sebenarnya semua keletihan itu ditujukan? maksudnya apa akhirnya ? semua jerih payah dan perjuangan itu untuk apa ? kenapa kita harus mencoba, kenapa kita harus gagal, kenapa dan kenapa kita harus bangkit ?

Aku hanya mencoba memahami dari sudut yang berbeda, bahwa kegagalan itu seharusnya hanya terjadi pada sesuatu yang kita "tidak tahu", atau belum tahu. Di ranah yang asing yang belum pernah kita fahami sama sekali sehingga peluangnya adalah hanya dua gagal atau berhasil. 

Sesungguhnya ada hal-hal yang bisa di uji coba, seperti bikin kue, membuat resep atau ramuan atau bahkan penemuan ilmiah yang membutuhkan observasi, hipotesa dan rangkaian penelitian lainnya. Tapi ada hal lain yang tidak bisa di uji coba , kita hanya perlu menjalankan langkah-langkahnya atau kisi-kisinya, prinsip-prinsip dasarnya atau yang lebih jelas adalah aturan mainnya yang lebih populer disebut sebagai "hukum".

Kita mungkin sering mendengar tentang hukum para ahli atau ilmuwan seperti hukum Phytagoras, Archimedes, Enstein dan lain-lain yang menjelaskan rinci tentang sesuatu dengan lebih detail. Lalu tidakkah pernah kita berfikir bahwa seluruh alam semesta langit dan bumi beserta isinya juga memiliki hukum yang lebih tinggi yang dengannya semua itu bisa membuat seluruh kehidupan itu bertahan ?. Tidakkah kita fikirkan apa jadinya bila seluruh alam ini tidak pasti dan setiap detiknya selalu diuji coba ? suatu saat langit terbuka, satu hari dicoba lagi matahari dijadikan berjarak lebih dekat 500 m ? 

Sungguh, manusia itu butuh aturan yang jelas, manusia butuh petunjuk yang lebih clear tentang kehidupan itu sendiri dan misi apa yang ia bawa di bumi ini, dan aku tidak pernah berfikir dengan melihat fakta semesta alam bahwa kita disini hanya untuk sesuatu yang ga jelas, kabur samar-samar atau sekedar berlalu saja secara kebetulan.

Mencari pemilik semua kehidupan ini adalah langkah awal yang paling tepat, siapakah Dia, seperti apa sifat-sifatNya, apa saja yang diinginkanNya atas semua kehidupan yang Ia ciptakan ini ? dan apa saja yang tidak Ia kehendaki. Dan...manusia biasanya menyebut sesuatu yang agung itu dengan satu kata yaitu TUHAN. Dan, bila kau ingin mencari Tuhan kehidupan maka carilah dan pastikan bahwa Tuhan itu adalah Maha Hidup dan tidak bisa mati.

Dia pasti memiliki aturan yang jelas yang dengan kejelasan dan "kepastiannya yang mutlak" membuat perkataannya di "percaya" tanpa jeda keraguan, dan manusia menyebutnya sebagai sebuah KEYAKINAN yang dengan keyakinan itu manusia mendapat petunjuk secara rinci yang apabila manusia semakin awal mengetahuinya dan memahaminya maka semakin terhindar dari satu kata yang tidak kita sukai yaitu "gagal". Itulah mengapa kita memrlukan AGAMA, agama yang jelas dengan guide book standard tinggi yang melindungi hak-hak setiap hambaNya baik kehidupan dibumi ataupun kehidupan setelahnya (Al Quran).

Jadi kata gagal bangkit lagi jatuh lalu bangun lagi itu tidak akan terjadi dalam hal-hal yang prinsip seperti menikah, mendidik anak, menghargai sesama, hutang piutang, dan lain-lain lini kehidupan. Adapun kesalahan-kesalahan kecil adalah tidak mustahil dan tidak bisa dihindari tapi itu bukan prinsip dan masih bisa diperbaiki.

Tugas kita yang sudah terlanjur umurnya banyak (tua) tapi pemahaman agamanya masih sedikit, sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk membuka diri dan membuka hati sekaligus menerima kenyataan dan diri sendiri dan rela menjalani kesempatan yang masih tersisa.

Agama satu-satunya jalan keluar yang membuat kita tidak buta dan bingung dan aku menemukan kesempurnaan dalam nilai Islam yang menata manusia baik dari sisi fisik ataupun lebih lagi ruhiyah. Bukan hanya masalah ibadah yang sudah diatur jelas, tapi juga cara berjalan yang tidak boleh angkuh, pentingnya senyum, memilih makanan hanya yang pantas dimakan (halal), membersihkan badan dan memakai harum-haruman, hingga tata krama yang sederhana seperti adab (etika) mengetuk pintu.dan "hukum" itu sudah ada sejak lebih dari 14 abad yang lalu hingga kini tak berubah 1 hurufpun, dan aku bangga mendapatkannya. Alhamdulillah

Wallau'alam