Thursday 10 October 2013

Simple Strawberry Smoothies


Sebenarnya apa sih bedanya jus dengan smoothie? Juice berasal dari kata juice yang berarti ekstrak murni dari buah ataupun sayuran, yang biasanya dipisah antara ekstrak cairan dengan ampasnya.

Sedangkan smoothie berarti halus atau dihaluskan, lembut yang berbahan baku buah- buahan ataupun sayuran, susu tawar atau yoghurt dengan penambahan gula dan es. Tekstur smoothie lebih pekat dibandingkan jus, sering ditambahkan taburan bubuk coklat, meses potongan buah ataupun potongan agar-agar diatasnya. Smoothie beda lagi dengan milkshake (walaupun agak mirip cara membuatnya) dan beda lagi dengan lassi minuman khas Pakistan yang kerap ditambah yoghurt, bubuk kayu manis, bubuk pala dan bubuk pala.

Untuk manfaat yang lebih optimal buat kesehatan boleh mengganti gula pasir dengan madu, mengganti susu dengan yoghurt.

Ada resep smoothie sehat untuk mengatasi masuk angin, lemah letih dan lesu. Bahannya adalah 15 butir anggur + 8 buah strwaberry + 1 jari jahe+ 200 ml yoghurt, blender semua bahan lalu di tambah madu, minum pagi dan sore hari 2 kali sehari. Penulis sudah mencoba rasanya enak sekali dengan rasa jahe yang khas, baik untuk anak-anak juga.

Dan ini adalah resep smoothie yang paling disukai anak-anak : smoothie strawberry. Bahannya sangat mudah, untuk 2 gelas tambahkan 1 buah pisang ambon + sekitar 7 buah strawberry + yoghurt sesuai selera dan sedikit air campur kesemua bahan dan proses. Rasanya sangat segar walaupun tanpa gula atau bahkan tanpa yoghurt (hanya strawberry dan pisang saja).

Ini dia smoothie strawberry………!

Catatan: Memang mengajak anak-anak mengurangi mengkonsumsi gula agak sulit karena anak-anak cenderung menyukai makanan yang manis-manis, namun bila terus dicoba resep-resep yang sehat lambat laun anak-anak akan terbiasa dengan rasa manis alami. Menyederhanakan rasa/taste juga membuat lidah menjadi lebih peka. Sedikit contoh anak-anak yang terbiasa mengkonsumsi makanan siap saji atau restaurant food yang kaya rasa (MSG) akan membuat anak sulit doyan makan terutama anak-anak 2 tahun-3 tahun atau balita, karena lidah sudah terbiasa dengan makanan yang ber- taste tajam (gurih) dan kuat (kita pun sama akan demikian), akibatnya kita merasa bosan dengan masakan rumah dan rindu makanan yang ber-taste kuat dan tajam. Nah buat teman-teman yang solih dan solihat yuk kita memulai kuliner sehat ala ibu, enak, sehat, praktis murah dan bergizi. Selamat mencoba semoga bermanfaat.


Sebelumnya:

Saat Terindah


Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan


Banyak aktifitas tapi sering merasa letih, lelah dan mudah capek ? pasti rasanya tidak enak apalagi kalau sering terjadi, selain tidak enak juga terganggu dan rutinitas menjadi tidak optimal. Nah cobain resep yang  sangat mudah ini, jamu kunyit bahannya bisa ambil dari dapur dan membuatnya pun tidak sulit.

Sebagaimana yang kita ketahui kunyit (curcuma domestica vahl) telah digunakan oleh leluhur kita sebagai obat tradisional dan pengobatan timur. Rasanya sedikit pahit bercampur pedas berbau khas aromatic, berwarna kuning dan tidak beracun. Bersifat dingin (umbinya) dan bersifat hangat (rimpangnya). Berfungsi menguatkan limpa, membersihkan darah, haid berlebihan atau permasalahan haid lainnya, mimisan. Selain itu kunyit berfungsi mengendalikan rutubah (sari pati makanan), memperlancar buang air besar (BAB) dan air kecil (BAK). Mengobati limpa baik yang dipengaruhi oleh angin dari luar maupun dari dalam seperti cemas, gelisah, menahan rindu sehingga melukai jantung.

Rimpangnya membuat semangat dan segar, menghilangkan letih dan lesu, meningkatkan kekebalan tubuh dan juga menekan batuk serta anti kejang dan step. Menghilangkan anyang-anyangan, anemia, bau badan, membersihkan perut, borok, demam sehabis melahirkan, diare, mencret, encok, eksim dan gatal-gatal. Mengatasi keputihan, mengeluarkan gas, mag nyeri dada, flu dan masih banyak khasiat kunyit lainnya, masing-masing memiliki ramuan sendiri-sendiri dan adakalanya dipadu padan dengan herbal lainnya.

Kali ini penulis ingin berbagi resep mengatasi keletihan, lesu bahkan ramuan ini bisa untuk mengatasi mual dan sakit kepala.
Bahannya mudah : 1 jari kunyit + 1 jari kencur + 1 ruas jari jahe
Semua bahan dihaluskan, lalu direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih. Diminum 2x, hangat-hangat 1 gelas saat bangun tidur dan 1 gelas sebelum tidur. Untuk yang sakit kepala bisa diminum pada saat terasa sakit.

Berarti apabila anggota keluarga ada 4 orang dan ingin sehat semua berarti jumlah kunyit dan bahan lainnya di kalikan 4 jumlahnya.

Nah ini dia, jamu kunyit yang sehat dan menyegarkan:


Penulis sudah mencoba, dalam 3 hari badan terasa segar dan ringan, dalam 7 hari kulit lebih sehat dan cerah. Untuk hasil kesehatan yang lebih optimal selain meminum ramuan ini, perhatikan juga makanan-makanan apa saja yang bisa menguras esensial tubuh, seperti makanan pabrikasi dan olahan lainnya. Makanan yang sederhana meringankan kerja jantung dan lambung. Perhatikan juga emosi karena keadaan dari dalam tubuh (fikiran dan perasaan) juga akan mempengaruhi kesehatan kita.

Selamat mencoba, semoga bermanfaat


Sebelumnya:

Dosa Itu Menghapus Kesempurnaan

Saat Terindah


Biasanya seseorang tampak sangat bahagia terlihat dari apa yang mendominasi hatinya. Mendapatkan sesuatu yang amat  ia cintai, bersama dengan yang ia cintai atau memiliki sesuatu yang ia cintai sehingga perasaan bahagia itu memenuhi rongga-rongga hatinya. Sesuatu itu bisa apa saja, bisa berupa harta, benda ataupun kekasih dan lain-lainnya. Begitulah setiap orang akan merasa sangat bahagia dengan alasan yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang ia cintai.

Orang-orang yang berimanpun demikian, memiliki saat-saat terindah dalam hidupnya. Sesuatu yang apabila manusia merasakannya tak ingin kenikmatannya itu diganti dengan apapun, yaitu keindahan karena kecintaan kepada Allah yang teramat dalam dan kuat dihatinya. Asyadu hubbalillah, Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (QS: 2:165).

Saat terindah buat orang yang beriman adalah saat-saat pertama ia mengenal Islam, saat-saat pertama hijrah dan jatuh cinta kepada Rabbnya.

Saat terindah adalah ketika merasakan kenikmatan membaca Quran, ayat demi ayat seolah sedang berkata-kata sekaligus membaca surat kekasih yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang.

Saat terindah adalah saat shalat berdua saja antara dirinya dengan Rabbnya dengan perasaan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata karena kata-kata tak pernah cukup mendefinisikannya rasa cintanya.

Saat terindah adalah saat-saat ketika Allah dan Rosul lebih ia cintai melebihi yang lain sehingga rasa cinta itu mewarnai setiap perbuatan, tegur sapa, gerakan hati dan menjadi dasar dari sebuah alasan mengapa ia berbuat sesuatu.

Saat terindah adalah saat menjadikan ilmu sebagai sesuatu yang tak boleh terlewatkan, karena dengannya menjadikan jarak antara dirinya dan Rabbnya semakin dekat.

Saat terindah di dunia adalah saat ia mengenal Allah, karena ia tahu itulah surga dunianya, karena ia tahu tak akan masuk surga akhirat seseorang sebelum masuk surga dunia. Karena ia tahu, bahwa sesungguhnya orang yang terpenjara adalah orang yang hatinya terpenjara dari mencintai Allah, karena ia tahu bahwa orang yang tertahan adalah orang yang tertahan oleh hawa nafsunya sendiri. Karena ia tahu, bahwa buat orang yang beriman meskipun dipenjara atau sendiri sebetulnya ia adalah orang yang bebas selama ia dekat dengan Allah Tuhannya.

Dan, saat terindah adalah setelah di dunia ia habiskan hari-harinya dengan mengenal dan berdekatan dengannya dan di akhirat ia bertemu langsung denganNya, saat-saat ketika surga yang dijanjikan tiba dan diberi tambahan berupa puncak dari saat terindah yaitu, ketika melihat wajahNya yang membuat semua kenikmatan surga menghilang karenanya.

Jazaawifaqo…. Itulah balasan yang setimpal bagi orang-orang yang kerinduan terhadapNya mendominasi hatinya…

Marilah kita membandingkan dengan apa yang saat ini amat sangat kita cintai dan mendominasi hati kita, dan mari mewarnainya dengan mencintai segala sesuatu  karenaNya dengan cara-cara yang di ridhoiNya. Semoga kini surga tengah merindukan kita sebagaimana kita merindukannya, semoga Allah Ridho dengan kita sebagaimana kita ridho Ia sebagai Rabb kita, amin.


 Sebelumnya:

Ďośä itu mĕŋğħapůs kĕsĕmpurnăan



Dosa itu menghapus kesempurnaan
Kata-kata yang buruk, sindiran, ejekan itu mengurangi kecantikan
Sikap yang tidak santun mengurangi kecerdasan
Semua adalah akhlak, karena akhlak itu seperti rizki dan tidak semua mendapatkannya

“Tegurlah jiwa-jiwa kita, karena ia cenderung pada keburukan, semoga Allah merahmati seorang hamba yang menyertai  jiwanya denagn tali kendali dan tali kekang, sehingga ia menundukkannya menuju ketaatan kepada Allah. Dan memalingkannya dari kemaksiatan kepada Allah, sesungguhnya bersabar terhadap kemaksiatan kepada Allah lebih ringan  dibandingkan bersabar terhadap adzabNya”

"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu "(QS:4:1)



Sebelumnya:

Sunday 22 September 2013

Jangan Melihat Sepintas


Mengingat kembali kisah perjuangan para sahabat dalam perang Uhud, bagaimana setelah selesai perang tampak bergelimang mayat syuhada, maka Abu Sufyan berdiri dipuncak sebuah bukit bersorak sorai mengejek sambil memanggil menyebut nama-nama orang mukmin yang disangkanya telah tewas diantaranya memanggil Abu bakar dan Umar. Kalau tidak menjawab maka pengikut Abu Sufyan bergembira hati karena jika tidak menyahutnya berarti mereka sudah mati. Abu Sufyan amat bangga dengan berhalanya Uzza Tuhan dalam perjuangannya. Mereka memang telah berhasil dapat menewaskan 70 orang beriman diantaranya adalah Hamzah bin Abdul Muthalib namun Allah menerangkan bahwa ternyata kemenangan yang nampak dimata manusia itu tidaklah menutupi apa yang tak tampak dihati mereka yaitu rasa takut dan ngeri yang semakin bertambah, terlebih setelah ternyata Umar yang masih hidup menjawab teriakan Abu Sufyan “pelindung kami adalah Allah dan tidak ada pelindung bagi kamu!”.

“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim” (Ali Imran:151)

Bagaimana kita mengambil kisah ini dalam kehidupan kita saat ini? Tetap tidak berubah bahwa sesungguhnya kekufuran itu apapun bentuknya membuat manusia selalu diliputi oleh rasa takut, sebab manusia tidak bisa memanipulasi hati nuraninya sendiri bahwa sikap pengingkaran kepada Allah adalah salah. Ini juga menjadi pelajaran penting agar kita tidak menjadi lemah pandangan mata hati kita dalam memandang setiap persoalan, agar hati kita selalu terasah dan tajam dalam memperjuangkan kehidupan ini terutama realita yang terjadi dalam masyarakat yang heterogen yang jauh dari zaman para nabi, bisa jadi sebagai masyarakat yang biasa-biasa saja dihadapan manusia tapi bagaimana bisa menjadi masyarakat yang luar biasa dihadapan Allah diantaranya dengan tidak terpedaya oleh “kesan sepintas” dan meninggalkan segala bentuk kekufuran.

Untuk apa kita bangun dari tidur, untuk apa kita makan, untuk apa kita bertahan dan untuk apa kita mati? Inilah landasan yang harus diingat bahwa kesucian niat itu harus senantiasa segar agar kita tidak “hidup begitu saja” atau bersuka cita yang tidak jelas mengurangi waktu. Bahwa kemenangan besar itu harus dimulai dari kemenangan kecil dan halus dalam bentuk niat bahkan sejak membuka mata dipagi hari.

Kehidupan boleh berubah sesuai era dan zamannya tapi cara pandang kita dalam iman tidak boleh berubah kecuali berubah semakin baik dan kokoh jauh dari kekufuran dan penyimpangan. Peka terhadap “istilah” yang kriterianya dibuat oleh aturan manusia sebagaimana kita tidak tertipu oleh kesan sepintas kemenangan Abu Sufyan padahal rapuh didalamnya. Memang pelajaran dari perang uhud sangat mahal selain kekalahan yang diakibatkan oleh kesalahan yakni tidak mematuhi perintah Rosulullah, namun penulis ingin mengambil pelajaran dari sisi yang lain bahwa kisah itu mengingatkan kita agar kita tidak gentar dengan keadaan saat ini. Kesan seolah orang-orang kafir itu sepintas memiliki kekuatan, sepintas terlihat hebat dan menang atas terbantainya umat islam dibeberapa belahan tempat di dunia juga tidak berkecil hati atas keterbatasan yang kita miliki, seperti kata Umar bahwa pelindung kami adalah Allah.

Sebaliknya selain kita tidak boleh gentar, disatu sisi kita bisa belajar agar kita juga tidak melakukan hal yang sama, sepintas dari luar kita terlihat hebat dan besar tapi rapuh didalam. Tidak terjebak oleh istilah modern (modernisasi) karena tidak semua istilah modern itu sesuai dengan jalan islam. Tanamkan juga hal ini pada diri anak-anak kita agar hati kita hanya tunduk pada aturan yang sejalan dengan islam saja dan tidak ragu dan malu untuk berbeda juga tidak ikut-ikutan supaya kelihatan keren sepintas tapi menyimpang. Tidak terpedaya dengan istilah hebat yang maknanya jauh dan salah baik arah dan tujuan. Opini itu memang bisa menjebak bila kita tidak menyadarinya, seperti istilah sukses yang ukurannya atau mizannya adalah duniawi semata membuat sebagian manusia berlomba-lomba memperlihatkan (meng up date) kesuksesannya dengan berbagai cara. Semua digiring perlahan-lahan dengan gerak yang halus tidak terasa tiba-tiba saja sudah menjadi sebuah kebiasaan yang umum terjadi, orang melihatnya sebagai kesuksesan secara sepintas padahal bukan ini yang diharapkan.

Kata tatafakaruun didalam Al Quran selalu didahului dengan kisah-kisah ataupun tanda-tanda kekuasan Allah sebagai hadiah atau petunjuk buat orang-orang yang berfikir. Berfikir itu seperti yang kita ketahui tidak bisa “sepintas”, tapi butuh waktu merenung, memikirkannya, diamati, dipelajari hingga meresap menjadi sebuah keyakinan. Bagaimana kita bisa memahami sesuatu, bagaimana bisa setuju terhadap sebuah pandangan bila kita tidak punya waktu untuk merenung dan memikirkannya. Itu semua agar manusia bisa menghemat waktunya terhadap hal yang sia-sia, karena hidup ini teramat singkat, andaipun manusia menghabiskan waktunya untuk beribadah itu tidak pernah akan cukup untuk menebus karunia yang sudah diberikanNya apalagi bila kita lalai dan terpadaya, padahal sehebat apapun kita dihadapan manusia pada akhirnya kita akan menghadapNya jua.

Meluruskan niat adalah obat hati sebelum perubahan amal, karena membangun pesona dihadapan manusia adalah seperti membangun/menanam pohon yang rapuh. Mari memperbaikinya karena agama ini Allah ibaratkan seperti pohon yang akarnya menghujam kuat kedalam bumi yang memiliki cabang-cabang yang menjulang kelangit. Dia harus teguh bukan hanya “tampak” teguh dan kokoh tapi memang benar kesolihannya. Bagaimana kalimat laa ilaa haillallah itu melekat kuat yang justru tampak hebat keasliannya disaat-saat kesendiriannya jauh dari perhatian manusia menghindar dari sepintas kelihatan solih dengan ibadahnya yang tidak diperlihatkan. Baik shalatnya, khusyu’nya, tetesan air mata rindu kepadaNya, bukan sebaliknya tampak sukses dalam pandangan manusia tapi rapuh, shalatnya terkatung-katung dipenghujung waktu, lelah dan letih, ruh jiwanya kering kerontang, sepi dan galau gelisah tidak puas serta bimbang. Ini baru persoalan shalat belum kewajiban dan amanah lainnya.

Bilal yang dalam pandangan manusia hanyalah seorang budak berkulit hitam namun dengan keimanannya membuat ia mulia dihadapan Allah yang apabila ia marah maka Robbul ‘izzati pun marah. Begitu juga dengan Ibnu Mas’ud yang betisnya saja diperhatikan oleh Allah dan nilainya lebih dari gunung uhud. Rosulullah saw pernah bersabda:

“Berapa banyak orang yang kusut rambutnya, berdebu wajahnya, berpakaian dua kain usang serta tidak dihiraukan manusia, akan tetapi kalau dia sudah bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah akan mengabulkan sumpahnya itu. Dan diantara mereka adalah Bara’ bin Malik” (Disebutkan shahih dalam Shahih Al Jami’ As Shagir 4573).

Merekalah diantara para sahabat yang memiliki kekokohan iman jauh dari kerapuhan meskipun dalam pandangan manusia kusut, berdebu atau berkulit hitam yang mungkin sama dalam zaman sekarang orang-orang seperti ini akan dihiraukan oleh kebanyakan manusia.

Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (Al Hajj: 18)

Semoga kita semua diberi kesempatan untuk senantiasa memperbaiki diri, diberi petunjuk dan kekokohan serta diberi kebaikan yang diinginkan oleh para nabi dan Rosul serta orang-orang beriman dan dilindungi dari keburukan yang para nabi dan Rosul serta orang-orang beriman berlindung darinya,amiin.




Sebelumnya:




Teh Bunga Kamboja Kuning




Biasanya orang pasti terkejut ketika pertama kali mendengarnya, apakah bisa bunga kamboja dijadikan teh?. jawabannya bisa, inilah salah satu karunia Allah yang tersembunyi dan baru tersingkap. Kekayaan alami yang sangat mudah didapat baik dari sisi menanamnya dan proses membuatnya. Yang tak kalah mengejutkan adalah kandungan khasiatnya yang ternyata kaya manfaat. Tanaman kamboja ternyata banyak mengandung senyawa kimia yang sangat bermanfaat untuk kesehatan baik dari bunganya, kulit batang, daun dan getahnya bisa dibuat untuk obat. Getahnya mengandung damar dan asam plumeria. Sementara akar dan daunnya mengandung saponin, polifenol, alkaloid dan fenetilalkohol. Tanaman kamboja juga mengandung senyawa fulvoplumierin yang bermanfaat untuk radang saluran pernafasan, TBC, mengambat disentri dan hepatitis. Dan bunganya juga bisa dimanfaatkan diolah seperti bunga pepaya ataupun dijadikan salad.

Khasiat lain dari bunga kamboja adalah antara lain untuk meredakan demam, melancarkan air seni, menghentikan diare dan batuk. Begitu juga dengan teh bunga kamboja sangat berkhasiat memberikan efek sejuk untuk pencernaan baik bila diminum rutin.

Caranya sangat mudah, keringkan bunga kamboja dengan cara dijemur atau diangin-anginkan. Setelah kering bilas dengan air matang dan seduh dengan air mendidih seperti dibawah ini


Untuk hasil maksimal gunakan madu sebagai pengganti gula, karena sebagaimana kita ketahui gula pasir akan mengurangi manfaat bila dicampur kedalam herbal, bisa ditambahkan irisan potongan jahe untuk penghangat dan mengatasi sakit kepala ataupun lelah. Nah selamat mencoba kini teh herbal organic yang sehat bisa mudah kita dapatkan.

Friday 26 April 2013

Memperbaiki diri

"Memperbaiki diri dan mengajak orang lain dengan apa saja yang kita bisa seikhlasnya"


Kita harus lebih berbahagia bila semakin banyak orang yang beriman dan taat kepadaNya dari pada melihat mereka terpuruk dalam ketidaktahuan dan kebingungan sebagaimana kita juga ingin mendapatkan jalan keluar disaat kita mendapat kesulitan.

Belajar mendahulukan kasih sayang dari pada dendam dan menuntut balas, karena adakalanya seseorang berbuat salah karena ketidaktahuan.

Setelah menjadi baik jangan juga merasa lebih tinggi dan lebih mulia dari orang lain dengan sikap menghakimi tapi cobalah ingat-ingat kembali seperti apa kita sebelumnya, seperti apa keadaan kita sebelum mengenal Islam.

Semua doa dan harapan itu baik pastinya, tugas kita adalah memantaskan diri agar layak untuk didengar...

wallahu'alam....semoga hari ini adalah awal yang baik untuk hari-hari berikutnya...amiin...



Thursday 7 February 2013

Kumpulkan kami bersama-sama dengan orang yang beriman




"Apabila langit terbelah
dan patuh kepada Tuhannya dan sudah semestinya langit itu patuh,

dan apabila bumi diratakan,
dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,
dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya).

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, 
maka pasti kamu akan menemui-Nya

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya
maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.
Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang
maka dia akan berteriak: "Celakalah aku."

Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir).

Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).
(Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya

Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja
dan dengan malam dan apa yang diselubunginya
dan dengan bulan apabila jadi purnama
sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)
Mengapa mereka tidak mau beriman?

dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,
bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya).
Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka).

Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih,
tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, 

bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya."

Surat AL INSYIQAAQ (terbelah) 84





Sunday 27 January 2013

Meletakkan sesuatu pada tempatnya



Ada perasaan yang merayap dalam jiwaku saat shalat, bahwa kenikmatan kebersamaan dengan Allah swt adalah seharusnya lebih penting dari pada doa-doa yang akan dipanjatkan. Kebersamaan yang hening, tenang dan damai yang tak dapat ditemukan dan tergantikan oleh yang lain. Saat…dimana jarak itu sangat dekat…saat dimana tiada lagi kekhawatiran.

Bahwa syariat dan nilai Islam itu harus disadari memiliki nilai yang lebih tinggi daripada kepentingan pribadi, eksistensinya lebih penting bahkan lebih penting daripada kehidupan itu sendiri. Jadi, kehidupan kita akan dinilai bermakna dan berarti bila kita berada di “alur” mengalirnya nilai Islam, mendukung, ikut menumbuh kembangkan, membela dengan menolak yang bertentangan dengannya, mencintai dengan membenci yang diharamkannya dan menunjukkan buktinya dengan sikap yang nyata, ikut menyebarkan, mengatur perubahan-perubahan diri dalam harmoni yang tertata yang dimulai dari “shalat” dengan menegakkannya dengan benar dalam hubungan yang khusyu yang terbina dan dipelihara.

Artinya, setiap kesedihan, penderitaan, air mata yang disebabkan oleh urusan pribadi menjadi bernilai kecil daripada kesedihan akibat menjauhnya masyarakat dengan pergi meninggalkan nilai-nilainya secara perlahan-lahan. Dan seharusnya kesedihan-kesedihan pribadi itu seiring perjalanan keimanan yang terus tumbuh dan berkembang dalam jiwa menjadikan semua itu bukan menjadi masalah lagi yang menjadi rintangan.
Memang berat, karena air mata yang sesungguhnya ada pada kesedihan ketika melihat pengabaian nilai langit (agama) menjadi sesuatu yang tidak dihiraukan. Kesedihan pada anak adalah ketika melihatnya tidak shalat daripada kesedihan karena tidak mampu membelikannya septau baru atau keinginan-keinginan lainnya.

Kesedihan terhadap orang tua adalah ketika melihat orang tua belum bisa membaca Al Quran daripada kesedihan karena tidak mampu membelikan materi atau belum bisa membalas jasa. Atau sebaliknya hanya memberi orang tua materi dan kesenangan tapi membiarkan orangtua dalam kondisi belum mengenal Islam.
Begitu juga kesedihan terhadap suami adalah ketika ia belum mampu menjadi pemimpin seperti yang Allah dan Rosul kehendaki daripada kesedihan karena ia belum mampu member materi kehidupan yang berkecukupan.

Dan kesedihan terhadap istri ketika melihatnya menghabiskan waktu dan uang untuk berdandan dan bersenang-senang melupakan aturan agama daripada kesedihan karena tidak menyenangkan dirinya semata.
Kesedihan-kesedihan atas pengingkaran dan perlawanan dari ketundukkan pada hukum Ilahi lebih memberatkan hatinya daripada kesedihan kepentingan batin pribadi

Semoga kita semua diberi keteguhan untuk dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya, memberi cinta dan perhatian sebagaimana yang seharusnya,amin ya rabbal alamiin…