Tuesday 9 September 2014

Hijrah

HÎJRĂH

Hijrah sebagaimana maknanya:

✿   Makaniyah     :   berpindah ϑαri satu tempat ke tempat lainnya
✿ Ma'nawiyah : berpindah ϑαri perbuatan atau kebiasaan buruk   kepada perbuatan Чαπƍ baik.

Dαn didalam Al quran hijrah juga berarti:
PENGORBANAN menuju Allah swt  ,berlari menuju Allah swt , juga berarti
PERTOLONGAN yakni menolong agama Allah swt  (QS 9:40, QS 22:58)

Dαn hijrah adalah sebuah keharusan buat setiap orαng yang beriman agar bersungguh² berlari menuju ketaatan kepadaNya (QS 51:50) sebagaimana disunahkan kepada para nabi, hijrah juga sekaligus sebagai sarana penilaian eksistensi manusia di muka bumi yang bisa dilihat ϑαri seberapa besar kesungguhannya dαlαm berhijrah (QS:51:56).

Inilah sebenarnya tujuan hidup manusia berdasarkan Al Quran, agar mengeluarkan manusia ϑαri segala bentuk kegelapan menuju cahaya petunjuk Чαπƍ jelas, ϑαri segala macam bentuk kecemasan, kurafat, tradisi nenek moyang, ritual taklid (ikut²an), kebingungan, kebodohan Чαng berserak², ϑαn depresi akibat nilai Чαng brutal tidak jelas arahnya kemana, menuju alam berfikir Чαng bersih, baik spiritual maupun kehidupan dunianya sesuai petunjuk Allah swt  yaitu Al Quran dan sunah, jadi bukan tradisi nenek moyang maupun bentuk-bentuk kejahiliyahan, dan isme-isme lainnya.

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS: 14:1)

(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya QS: 65:11)

Jadi menolong diri sendiri ϑαri segala bentuk kegelapan di dunia sebelum kegelapan di akhirat adalah urgent dan prioritas, karena tidak ada Чαng bisa menolong diri kita kecuali diri kita sendiri dan memohon pertolongan dari-Nya. Kelak, pada akhirnya kita masing-masing akan berpulang, sendiri-sendiri bersama sαhαbαt setia masing-masing yakni: amal 

"Sesungguhnya orang-orang Чαng beriman,orang-orang Чαng berhijrah & berjihad di dalan Allah swt ,merekα itu mengharapkan rahmat , ϑαn Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS:2:218)


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS:2:218)

Merekalah orang-orang yang terpilih dari umat ini. Allah swt   menjadikan mereka sebagai pengharap. Sesungguhnya siapa yang berharap akan mendapatkan apa yang diharapkan dan siapa yang takut ia akan lari darinya (Fathul Qodir 1: 219)

Merekalah orang-orang yang beriman, yang berhijrah dari suatu tempat atau keadaan yang tidak memungkinkan bagi dirinya menegakkan keimanan menuju tempat lain atau keadaan lain yang lebih kondusif agar dapat meraih harapannya untuk lebih dekat dengan Rabbnya. Berhijrahlah apabila dirasakan ruhmu tidak bisa bertumbuh, bukankah tujuan kita adalah untuk menghidupkan ruh? Bagaimanalah bila ruh itu mati?

Bentuk kata mudhari yarjuna (mengharap) mengisyaratkan bahwa walau mereka telah beriman dengan segenap jiwa dan raganya namun hati mereka diliputi rasa cemas yang disertai harapan mendapat rahmatNya. Inilah kondisi khouf dan rodja (takut dan harap), dua sayap dalam kehidupan keimanan yang senantiasa ingin lebih baik dan lebih baik lagi.
Orang-orang yang terpilih dengan harapan yang kuat akan perjumpaan dengan Rabbnya, mereka bersungguh-sungguh berjihad melakukan perbaikan-perbaikan bagi dirinya, HÎJRĂH cintanya, hatinya, cara berfikirnya, seleranya hidupnya dan semua oreintasinya hanya karena Allah swt semata dengan menyesuaikan diri, mencintai apa-apa yang Allah cintai dan membenci apa yang allah benci.


“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. “ QS: 2:257

Allah swt pelindung bagi orang-orang yang beriman, yang mengikuti keridhoanNya, mengeluarkan manusia dari gelapnya kekufuran, kebimbangan, kegalauan, keraguan menuju cahaya yang terang dan sangat jelas. Sedangkan orang-orang kafir maka pelindung mereka adalah setan yang menghiasi hati mereka dengan menampakkan keindahan pada kebodohan dan kesesatan dan kesukaan pada perbuatan yang sia-sia dan penuh kebohongan/kepalsuan.

Perhatikan bagaimana Allah menjelaskan kata an nuur (cahaya) dalam bentuk tunggal dan menyebutkan azh zhulumaat (kegelapan) dalam bentuk jamak. Hal ini karena cahaya kebenaran itu hanya satu sedangkan kemaksiatan/kekufuran itu banyak jenisnya, dan seluruhnya adalah bathil.


HÎJRĂH adalah ujian, bahwa orang-orang yang sudah bersyahadah tidak cukup dengan syahadahnya saja, hanya HÎJRĂH status saja, tapi juga harus bersabar menghadapi ujian dan rintangan menegakkan ajaran agama, menjalankan perintahnya sehingga teruji aqidahnya.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. QS: 29: 2-3

Tugas kita adalah menumbuhkan kesadaran bahwa kehidupan itu ada karena ruh, dan ruh itu hidup hanya dengan cara mendekat pada pemiliknya, karena tidak semua manusia yang hidup itu hidup hakikatnya, dan ruh yang hidup itu kelak rizkinya melimpah ketika mereka berpulang kepada Rabbnya. Bersihkanlah hati dan fikiran, kosongkan penghuni lama agar penghuni baru bisa masuk, dari kegelapan berganti cahaya.

Wallahu’alam


Ref: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Syaikh Shafiyyurahman al Mubarakfuri, HÎJRĂH dalam Pandangan Al Quran Dr Ahzami

Sebelumnya:

Bertambah dan Berkurangnya Iman
Katup Hati
Kekuatan

No comments:

Post a Comment