Saturday 9 May 2015

Mata'an Hasanan


Banyak ayat-ayat quran mengisahkan bagaimana kata rizki dan rahmat itu dijanjikan bagi siapa saja yang mau mengikuti Allah dan rosulNya, setelah memohon ampun dan bertaubat.

Kita lihat bagaimana para nabi mengatakan yang sama, Nabi Muhammad mengatakan:
"Dan hendaklah kamu meminta AMPUN ( اسْتَغْفِرُ) kepada Tuhanmu dan BERTAUBATLAH ( ثُمَّ تُوبُوا), niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik terus menerus" QS: 11:3


Maka dikatakan sebaik-baik doa adalah istighfar "astaghfirullah wa atuubu ilaih"

Nabi Hud berkata:
"Hai kaumku,mohonlah AMPUN kepada Tuhanmu lalu BERTAUBATLAH, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu" QS:11:52
(Hujan adalah rizki yang dengannya Allah limpahkan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan)


Nabi Syu'aib berkata:
Mohonlah AMPUN kepada Tuhanmu lalu BERTAUBATLAH,sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha PENGASIH (rohiim)" QS:11:90


"Hendaklah kamu meminta AMPUN kepada Allah,agar kamu mendapat Rahmat" QS:27:46

"Ya Tuhanku berilah AMPUN dan berilah Rahmat" QS:23:118

Artinya rizki berupa kenikmatan dan Rahmat sering digandengkan dengan kata istighfar, sebagai bentuk buah dari hijrah (mohon ampun dan taubat), baik rizki dalam bentuk umum berupa kebutuhan hidup, maupun rizki berupa kenikmatan memahami agama itu sendiri dan rizki berupa buah dari keimanan, ilmu, ketenangan, pemahaman, kebahagiaan, suami/istri yang setia,sayang dan soleh,anak-anak yang menyenangkan dll bahkan rizki yang bukan berupa uang ini justru tidak bisa dibeli dengan uang.

Sedangkan rizki terbesar untuk orang mukmin (orang-orang yang konsisten kesetiaannya kepada Allah) kelak akan diberi rizki yang baik yaitu berupa surga (qod ahsanullahu lahu rizquhaa) Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya “ (QS: Ath Thalaq:11)

Itulah makna rizki yang sempurna, manakala kenikmatan-kenikmatan itu digunakan untuk semakin menambah ketaatan kepada Allah. Kenikmatan yang digunakan bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, kalau kita perhatikan di al quran maupun hadist, ia hanya berupa kesenangan (menggunakan kata mata'un), kesenangan duniawi yang bisa melalaikan. Kenikmatan yang Allah berikan baik berupa harta,istri anak-anak, harta yang tersimpan, kebun-kebun, tanah dll tidak menambah ketaatan bahkan lalai dan menjauhkan, ini bukanlah disebut rizki yang baik, bahkan bisa berupa istidroj. Maka, disurat hud, dikatakan siapa saja yang memohon ampun dan bertaubat akan diberikan kesenangan, yang bukan hanya sebatas kesenangan saja, tapi Allah menjanjikan kesenangan yang baik mata'an hasanan yang terus menerus ( مَّتَاعًا حَسَنًا 11:3.)

Sedangkan kata "kenikmatan sejati" buat orang beriman dikaitkan dengan kata janah, yaitu kenikmatan abadi jannatun na'iim.

Disini kita faham bahwa kata rizki sesungguhnya dikaitkan dengan konsekwensi ketaatan, sejatinya bukan digunakan untuk kemaksiatan. sedangkan kata mata' dikaitkan dengan kenikmatan berupa kesenangan yang bisa melalaikan, kecuali orang yang beriman, kesenangannya adalah kesenangan yang baik. Dan kita jadi mengerti bahwa rizki yang Allah berikan bukan hanya sebatas berupa materi, tapi rizki terbesar pertama adalah, Allah mengizinkan kita untuk istighfar dan bertaubat, mendapatkan hidayah, mendapat kelezatan keimanan, ketenangan, kebahagiaan, kemudahan dalam menghadapi ujian atau ditampakkan mudah meskipun ujian itu teramat sulit, diberi ketabahan,kesabaran, pengendalian, diberi kemuliaan baik dunia dan akhirat.


Oleh sebab itu, betapa banyak orang yang mendapat kesenangan dunia hanya merasa senang saja sesaat tapi hatinya tidak sungguh-sungguh bahagia, karena sejatinya rasa bahagia itu hanya bisa diraih dengan jalan ketaatan semata. Ruang kosong kebahagiaan itu hanya Allah yang bisa mengisinya, satu-satunya jalan adalah dengan mendekat dan memohon pada pemilikNya.
Apabila mendapat rizki, maka rizki yang diterima tersebut (memang seharusnya) difungsikan penggunaannya untuk ketaatan yang konsisten, sehingga berbuah kenikmatan yang terus menerus, sampai batas yang ditentukan sesuai kehendakNya (Allah memberi rizki dengan qadar dan takaran).

“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezki” (QS. Al Hajj: 58)

"Padahal kenikmatan( مَتَاعُ) hidup di dunia ini (dibandingkan) akhirat hanyalah sedikit" QS:9:38

Orang-orang yang zalim hanya mementingkan KENIKMATAN yang mewah yang ada pada mereka QS:11:116

Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang KENIKMATAN yang kamu megah-megahkan di dunia QS:102:8

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (ziyaadah: kenikmatan melihat wajah Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan). Mereka itulah penghuni surga,mereka kekal di dalamnya QS:10:26

Jadi, sebagai orang yang beriman, kita tetap punya kewajiban untuk mencari rizki, sesuai kesanggupan dan kadarnya masing-masing (tidak sama). Namun janganlah pandangan mata kita terpesona, yang menerbitkan rasa iri diiringi kecil hati karena membandingkan keadaan kita yang tidak segelimang orang lain lalu menjadi tidak bersyukur dan putus asa

Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada KENIKMATAN hidup (mata'na bihi) yang telah kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka QS:15:88

“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki” (QS. Al Jumu’ah:11)

Kesenangan-kesenangan dunia itu adalah ujian, bahkan bisa sebuah bentuk istidroj. Cinta Allah kepada kita tidak di ukur dari banyaknya harta, kemurkaan Allah juga tidak di ukur dari kemiskinan. Kesulitan juga tidak hanya milik orang miskin, bahkan betapa banyak orang yang secara materi hidup senang tapi jauh lebih sulit, rumit, pelik tertekan dan menderita hidupnya, hatinya terpecah belah.

Namun dengan iman, manusia tidak sendirian menghadapi persoalan-persoalannya seorang diri. Iman membuat manusia bertahan tidak masuk kedalam jurang kepedihan yang lebih dalam. Ada ilham yang turun di hati hati orang yang beriman, diantaranya Allah menjadikan kesulitan itu tampak mudah sehingga bisa dilalui, kelak setelah berlalu menjadi kenangan yang manis baik di dunia dan pahala di akhirat.

Untuk orang mukmin diberi rizki yang baik yaitu berupa surga (qod ahsanullahu lahu rizquhaa) Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya “ (QS. Ath Thalaq:11)

Semoga kita termasuk yang Allah sebutkan di dalam surat Yunus ayat 9:

Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh,mereka diberi hidayah oleh Tuhαn mereka karena keimananya, dibawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan (jannatin na'iim)

Amin yaa Robbal .alamiin

No comments:

Post a Comment