Tuesday 2 June 2015

Dari Mana Harus Memulai

Catatan Materi Tauhid 2 


┈┈»̶·̵̭̌  ·̵̭̌«̶┈┈

Tak datang kebaikan kecuali kita yang memulai

Dari manakah kita memulai kebaikan? Mulailah kebaikan diawali dengan memahami bahwa, Allah sebagai tujuan, KepadaNyalah kehidupan ini semua akan berakhir. Cerdaskan hati kita untuk meringkas hidup dengan tidak membuang waktu. Fokuslah pada yang pasti-pasti saja, disaat usia semakin berkurang dan waktu tidak akan bertambah. Jadikan kalimat tauhid sebagai landasan semua perbuatan, dengan sebenarnya. Laa ilaaha illallah [tiada Tuhan (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah ]. Sehingga makna syahadah itu senantiasa menghiasi hati dan fikiran yang otomatis melekat pada ucapan dan perbuatan.

Kalimat syahadat اَشْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ اللهِ Bukan hanya diperlukan di awal memeluk islam saja, tapi sesungguhnya itulah dua kunci utama diterimanya seluruh amal perbuatan kita. Mengetahui /faham/ mengakui bahwa Allah yang berhak disembah dan satu-satunya tujuan, dan Muhammad saw adalah utusanNya, sebagai Rosul ilahi dimuka bumi yang ditunjuk untuk mengemban risalah (sebagai duta), qudwah, figur tauladan bagi seluruh manusia di muka bumi yang melaluinya Allah menjadikannya contoh kepada kita semua bagaimana kita semua harus beribadah, berperilaku dan beramal soleh, tidak meniru sosok yang lain, tidak mengada-ada membuat ajaran baru, tidak mengarang, berdusta atas nama agama, atau membuat idola-idola baru yang akhirnya merubah seluruh hidup (selera, kecintaan, pandangan dan arah tujuan kehidupan berbelok) menyimpang.

Oleh karena melandaskan segala sesuatu dengan dalil ( al quran dan sunah) adalah bagian dari tauhid, paket yang tidak terpisahkan. Maka ada dua hal syarat dan landasan diterimanya amal perbuatan :

1) Ikhlas karena Allah semata 
Meliputi semua amal dimulai dengan niat ikhlas mengharapkan wajahNya, meskipun untuk pekerjaan kecil semisal menuang air kedalam gelas, menyuapkan makanan pada sikecil, memasak, menyuguhkan hidangan buat suami, tamu dll yang dianggap perbuatan sepele dan kecil, tapi akan bernilai besar disisiNya bila di tulus ikhlaskan niatnya, hingga pada amal yang besar menuntut ilmu, fisabilillah dan berjihad.

2) Syarat kedua, bukan hanya ikhlas, syarat diterimanya amal adalah mengikuti sunnahNya (itiba'u rosul), yaitu mencontoh nabiNya, mengikuti nabi Muhammad saw dalam perkara ibadah, akhlak, muamalah, fiqih semua hal, adab-adabnya kita mencontoh nabi kita Muhammad saw, dari etika dakwah, hingga masuk kamar mandi, dari berbisnis hingga adab mengetuk pintu, beliau adalah tauladan dari sebagai panglima/pemimpin hingga sebagai sosok suami yang rendah hati, juga sebagai ayah yang penyayang.Maka, dengan kasih sayangNya kita dimudahkan dengan agama ini agar tidak trial and error, coba-coba lalu salah coba lagi gagal lagi,dan coba lagi keliru lagi, baru "ngeh" setelah tua (sudah terlanjur).

By: ita maryam


------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Catatan Materi Tauhid 3

 ┈┈»̶·̵̭̌✽✽  ҉·̵̭̌«̶┈┈

Kesempurnaan Tauhid 

Pada asalnya adalah tidak tersisa sesuatu pun 
dalam hati untuk yang selain Allah
Bahkan, seorang hamba senantiasa setia 
kepada Rabb-nya dalam segala hal.
Dia mencintai siapa yang dicintai-Nya 
dan apa-apa saja yang dicintai-Nya,
membenci siapa yang dibenci-Nya 
dan apa-apa saja yang dibenci-Nya,
loyal (wala) kepada siapa yang Dia kasihi,
membenci siapa yang Dia benci, 
menyuruh kepada apa yang Dia perintahkan 
dan melarang dari apa yang Dia larang.

 (Ibnul Qayyim rahimahullahu)


 ┈┈»̶·̵̭̌✽✽ ✽✽҉·̵̭̌«̶┈┈

Oleh karena itu konsekuensi dari menjadi seorang muslim adalah sebagai mana makna tauhid yaitu menjadikan Allah sebagai SATU-SATUNYA sesembahan. لا اله الا الله Tidak ada TUHAN (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Memahami tauhid berarti memahami bahwa hanya Allah saja yang diibadahi, yang disembah-sembah, yang dicintai (mengisi seluruh ruang hati), yang diharapkan (pertolonganNya, karuniaNya, ampunanNya, keridhoanNya, semuanya), yang dipuja, dikagumi, yang dituju dalam seluruh hidup dan matinya. 

Dengan pemahaman ini maka konsekuensinya adalah tidak lagi mengambil tuhan lain sebagai sekutu, tidak menduakan, syirik, meyakini dan percaya pada kekuatan-kekuatan lain yang merusak dan menghancurkan makna tauhid. 

Jadi merasa yakin seutuhnya kepada Allah adalah tauhid. Karena dalam sejarah, manusia banyak yang menyimpang aqidahnya dari tujuan semula diciptakan, yang semestinya hanya menyembah Allah saja (baca QS 51:56), menjadi menyembah gambar, patung, batu, matahari, bulan, malaikat dll, sehingga itulah sebabnya kaum nuh dimusnahkan, kaum 'Ad, kaum Tsamud, dst. Pada masa kini bentuk-bentuk tuhan semakin berkembang aneka macam ragamnya, dari percaya pada kekuatan dukun, peramal, bintang, ahli nujum, peruntungan nasib, hingga menjadikan idola-idola, yang menguasai hatinya, dari kekuasaan, uang hingga menjadikan dirinya seperti tuhan.Lihatlah tauhid seseorang ketika mendapat masalah, reaksi apa yang pertama keluar dari hatinya.

By ita maryam

B E R S A M B U N G
Note:Pengantar ini sengaja disusun untuk memudahkan membuka pandangan, pijakan kerangka berfikir.Syirik sama dengan belum menyembah اللّهُ meskipun ia mengucapka kalimat laa ilahailallah berulang-ulang.

No comments:

Post a Comment