Catatan Materi Tauhid 2
┈┈»̶·̵̭̌✽ ✽·̵̭̌«̶┈┈
Tak datang kebaikan kecuali kita yang memulai
Dari manakah kita memulai kebaikan? Mulailah kebaikan diawali dengan memahami
bahwa, Allah sebagai tujuan, KepadaNyalah kehidupan ini semua akan berakhir.
Cerdaskan hati kita untuk meringkas hidup dengan tidak membuang waktu. Fokuslah
pada yang pasti-pasti saja, disaat usia semakin berkurang dan waktu tidak akan
bertambah. Jadikan kalimat tauhid sebagai landasan semua perbuatan, dengan
sebenarnya. Laa ilaaha illallah [tiada Tuhan (yang berhak diibadahi dengan
benar) kecuali Allah ]. Sehingga makna syahadah itu senantiasa menghiasi hati dan fikiran
yang otomatis melekat pada ucapan dan perbuatan.
Kalimat syahadat اَشْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ اللهِ Bukan hanya diperlukan di awal memeluk islam saja, tapi sesungguhnya
itulah dua kunci utama diterimanya seluruh amal perbuatan kita. Mengetahui /faham/
mengakui bahwa Allah yang berhak disembah dan satu-satunya tujuan, dan Muhammad saw adalah
utusanNya, sebagai Rosul ilahi dimuka bumi yang ditunjuk untuk mengemban
risalah (sebagai duta), qudwah, figur tauladan bagi seluruh manusia di muka
bumi yang melaluinya Allah menjadikannya contoh kepada kita semua bagaimana kita semua harus
beribadah, berperilaku dan beramal soleh, tidak meniru sosok yang lain, tidak
mengada-ada membuat ajaran baru, tidak mengarang, berdusta atas nama agama,
atau membuat idola-idola baru yang akhirnya merubah seluruh hidup (selera,
kecintaan, pandangan dan arah tujuan kehidupan berbelok) menyimpang.
Oleh karena melandaskan segala sesuatu dengan
dalil ( al quran dan sunah) adalah bagian dari tauhid, paket yang tidak
terpisahkan. Maka ada dua hal syarat dan landasan diterimanya amal perbuatan :
1) Ikhlas karena Allah semata
Meliputi
semua amal dimulai dengan niat ikhlas mengharapkan wajahNya, meskipun
untuk pekerjaan kecil semisal menuang air kedalam gelas, menyuapkan makanan
pada sikecil, memasak, menyuguhkan hidangan buat suami, tamu dll yang dianggap
perbuatan sepele dan kecil, tapi akan bernilai besar disisiNya bila di tulus
ikhlaskan niatnya, hingga pada amal yang besar menuntut ilmu, fisabilillah dan
berjihad.
2) Syarat kedua, bukan hanya ikhlas, syarat
diterimanya amal adalah mengikuti sunnahNya (itiba'u rosul), yaitu mencontoh
nabiNya, mengikuti nabi Muhammad saw dalam perkara ibadah, akhlak, muamalah,
fiqih semua hal, adab-adabnya kita mencontoh nabi kita Muhammad saw, dari etika
dakwah, hingga masuk kamar mandi, dari berbisnis hingga adab mengetuk pintu,
beliau adalah tauladan dari sebagai panglima/pemimpin hingga sebagai sosok
suami yang rendah hati, juga sebagai ayah yang penyayang.Maka, dengan kasih
sayangNya kita dimudahkan dengan agama ini agar tidak trial and error,
coba-coba lalu salah coba lagi gagal lagi,dan coba lagi keliru lagi, baru
"ngeh" setelah tua (sudah terlanjur).
By: ita maryam
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan Materi Tauhid 3
┈┈»̶·̵̭̌✽✽ ✽ ✽҉·̵̭̌«̶┈┈
Kesempurnaan Tauhid
Pada asalnya adalah
tidak tersisa sesuatu pun
dalam hati untuk yang selain Allah.
Bahkan,
seorang hamba senantiasa setia
kepada Rabb-nya dalam segala hal.
Dia mencintai siapa yang dicintai-Nya
dan
apa-apa saja yang dicintai-Nya,
membenci siapa yang dibenci-Nya
dan apa-apa saja
yang dibenci-Nya,
loyal (wala) kepada siapa yang Dia kasihi,
membenci siapa yang Dia benci,
menyuruh kepada
apa yang Dia perintahkan
dan melarang dari apa yang Dia larang.
(Ibnul
Qayyim rahimahullahu)
┈┈»̶·̵̭̌✽✽ ✽✽҉·̵̭̌«̶┈┈
Oleh karena itu konsekuensi dari menjadi
seorang muslim adalah sebagai mana makna tauhid yaitu menjadikan Allah sebagai SATU-SATUNYA sesembahan. لا اله الا الله Tidak ada TUHAN (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Memahami tauhid berarti memahami bahwa hanya Allah saja yang
diibadahi, yang disembah-sembah, yang dicintai (mengisi seluruh ruang hati),
yang diharapkan (pertolonganNya, karuniaNya, ampunanNya, keridhoanNya,
semuanya), yang dipuja, dikagumi, yang dituju dalam seluruh hidup dan matinya.
Dengan pemahaman ini maka konsekuensinya adalah tidak lagi mengambil tuhan lain sebagai sekutu, tidak menduakan, syirik, meyakini dan percaya pada kekuatan-kekuatan lain yang merusak dan menghancurkan makna tauhid.
Jadi merasa yakin seutuhnya kepada Allah adalah tauhid. Karena dalam sejarah, manusia banyak yang menyimpang aqidahnya dari tujuan semula diciptakan, yang semestinya hanya menyembah Allah saja (baca QS 51:56), menjadi menyembah gambar, patung, batu, matahari, bulan, malaikat dll, sehingga itulah sebabnya kaum nuh dimusnahkan, kaum 'Ad, kaum Tsamud, dst. Pada masa kini bentuk-bentuk tuhan semakin berkembang aneka macam ragamnya, dari percaya pada kekuatan dukun, peramal, bintang, ahli nujum, peruntungan nasib, hingga menjadikan idola-idola, yang menguasai hatinya, dari kekuasaan, uang hingga menjadikan dirinya seperti tuhan.Lihatlah tauhid seseorang ketika mendapat masalah, reaksi apa yang pertama keluar dari hatinya.
Dengan pemahaman ini maka konsekuensinya adalah tidak lagi mengambil tuhan lain sebagai sekutu, tidak menduakan, syirik, meyakini dan percaya pada kekuatan-kekuatan lain yang merusak dan menghancurkan makna tauhid.
Jadi merasa yakin seutuhnya kepada Allah adalah tauhid. Karena dalam sejarah, manusia banyak yang menyimpang aqidahnya dari tujuan semula diciptakan, yang semestinya hanya menyembah Allah saja (baca QS 51:56), menjadi menyembah gambar, patung, batu, matahari, bulan, malaikat dll, sehingga itulah sebabnya kaum nuh dimusnahkan, kaum 'Ad, kaum Tsamud, dst. Pada masa kini bentuk-bentuk tuhan semakin berkembang aneka macam ragamnya, dari percaya pada kekuatan dukun, peramal, bintang, ahli nujum, peruntungan nasib, hingga menjadikan idola-idola, yang menguasai hatinya, dari kekuasaan, uang hingga menjadikan dirinya seperti tuhan.Lihatlah tauhid seseorang ketika mendapat masalah, reaksi apa yang pertama keluar dari hatinya.
By ita maryam
B E R S A M B U N G
Note:Pengantar ini sengaja disusun untuk memudahkan membuka
pandangan, pijakan kerangka berfikir.Syirik sama dengan belum menyembah اللّهُ
meskipun ia mengucapka kalimat laa ilahailallah berulang-ulang.
No comments:
Post a Comment